Wednesday, April 6, 2011

Kisah Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Buah Delima Untuk Fatima

” Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam ” ( Asy-Syuuro : 109 )
Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya ”. ( Al-Furqon : 57 )

Rosulullah SAW juga sukses dalam membangun sebuah peradaban baru karena beliau adalah sosok Manusia Malaikat juga didukung oleh Sahabat-Sahabat setianya yang juga Manusia-Manusia Malaikat.

Simak saja kisah Sahabat Ali bin Abi Thalib ketika Istrinya Fatimah sakit sedang menginginkan Buah Delima “Siti Fatimah r.a menderita sakit, maka datanglah Ali ke rumahnya, kemudian berkata:”Ya Fatimah, apakah yang engkau inginkan dari makanan di dunia ini?” Fatimah menjawab: “Ya Ali, saya ingin buah delima.” Maka Ali berfikir sejenak, kerana ia tak ada uang sepersenpun. Dia pun berdiri serta pergi ke pasar mencari pinjaman uang satu dirham yang lalu dibelikan sebuah delima untuk istrinya Fatimah Di dalam perjalanan, dia melihat seorang tua yang menderita sakit, ibarat orang terbuang di jalan, maka Ali berhenti dan bertanya kepadanya:”Wahai hamba Allah, apakah yang engkau inginkan?” Orang tua itu berkata: “Ya Ali, sudah lima hari saya di sini ibarat orang terbuang belum ada sesuatupun yang bisa saya makan dan telah banyak orang yang lalu dan tidak seorang pun yang memalingkan mukanya kepada saya dan saya inginkan buah delima yang kau bawa itu .
“Maka Ali berfikir sejenak, dalam hatinya berkata:”Saya hanya membeli sebuah delima untuk Fatimah, seandainya delima ini saya berikan seluruhnya kepada peminta-minta ini maka Fatimah tidak mendapat bahagian. Tetapi kalau orang tua ini tidak saya beri telah menyalahi firman Allah Taala: ‘Adapun orang yang meminta-minta, jangan lah engkau herdik’

Dan Nabi s.a.w juga telah bersabda: ‘Janganlah kamu sekalian menolak orang yang meminta-minta, meskipun dia itu di atas kuda’ (Al-Hadith) Maka Ali lalu memberikan Buah Delima itu kepadanya . Seketika itu juga dia sembuh, dan serentak itu pula Siti Fatimah r.a (yang berada di rumah) juga sembuh dan tidak menginginkan lagi buah delima. Ali pun lalu pulang, dan sesampai di rumah dia berasa malu.

Tatkala Fatimah melihatnya, maka dia segera berdiri tersenyum menyambutnya serta merangkulnya lalu mendakapnya ke dadanya seraya berkata: Mengapa engkau bersedih hati wahai suamiku? Demi keperkasaan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, sesungguhnya tatkala engkau memberikan delima itu kepada orang tua tersebut, maka hilanglah keinginan ku kepada buah delima.” Maka Ali gembira dengan kata-katanya istrinya itu.

Tiba-tiba datanglah seseorang mengetuk pintu. Tanya Ali: “Siapa ya ?” Jawab orang itu: “Saya Salman Al-Farisi, tolong, bukakan pintu!” Ali berdiri dan membukakan pintu, dan dia melihat Salman Al-Farisi di tangannya memegang talam yang tertutup di bahagian atasnya, serta meletakkanya di hadapan Ali. Kata Ali: “Dari manakah ini, ya Salman?” Jawab Salman: “Dari Allah kepada Rasul dan dari Rasul kepada engkau.” Maka Ali membuka tutup talam itu, ternyata di dalamnya terdapat sembilan buah delima.

Maka Ali berkata lagi: “Ya Salman, kalau ini untuk saya tentunya harus sepuluh, berdasarkan firman Allah Ta’ala: ‘Barangsiapa mangerjakan satu kebajikan, maka baginya sepuluh balasan yang sepadan’ Salman al-Farisi tertawa sambil mengeluarkan sebiji delima dari dalam saku bajunya dan meletakkannya di talam seraya berkata: “Ya Ali, demi Allah sesungguhnya delima itu sebanyak sepuluh akan tetapi saya ingin menguji kecerdasanmu”

Subhanallah

Keutamaan Surat Al Ikhlas Dan Istana Di Surga

Menurut hadits Anas bin Malik, Rasulullah Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa membaca Qul huwallahu ahad sepuluh kali, maka akan dibangunkan oleh Allah untuknya satu istana di dalam surga. Barang siapa membacanya 20 kali, dibangun oleh Allah untuknya dua istana di dalam surga. Barang siapa membacanya 30 kali, maka dibangun Allah untuknya tiga istana dalam surga.

Lalu Sayidina Umar ibn Khattab berkata, "Ya Rasulullah, kalau begitu akan banyaklah istana kami dalam surga".

Maka Rasulullah Saw bersabda : "Allah lebih lapang (luas) daripada itu." Maksudnya, bagi Allah berapapun jumlah istana itu soal mudah.