Wednesday, April 8, 2015

Keutamaan, Kelebihan dan Kehebatan dengan Alquran

Keutamaan, Kelebihan dan Kehebatan dengan Alquran

1. Dari Utsman RA bersabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).

2. Dari Abu Sa’id RA bersabda Rasulullah SAW, “Rab Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa disibukkan oleh Al-Quran dari berdzikir dan memohon kepada-Ku, maka Aku memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang diberikan kepada orang yang memohon kepada-Ku. Dan keutamaan Kalamullah di atas perkataan lainnya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. Tirmidzi, Darami, Baihaqi).

3. Dari Uqbah bin Amir RA Ia berkata, “Rasulullah SAW. Keluar, dan menemui kami di Suffah. Beliau bersabda, “Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap pagi hari ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang dengan membawa dua ekor unta betina yang besar punuknya tanpa berbuat dosa ataupun memutuskan silahturrahmi?” Maka kami menjawab, “Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya.” Sabda Beliau, “Mengapa salah seorang darimu tidak pergi pagi hari ke masjid, lalu belajar atau membaca dua ayat Al-Qur’an, (padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapatkan sejumlah unta yang sama.” (HR. Muslim, Abu Dawud).

4. Dari ‘Aisyah R.Ha. Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar. dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an serta bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud).

5. Dari Ibnu Umar RA Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak dibenarkan hasad (iri hati), kecuali terhadap dua orang, Sesorang yang dikurniai Allah (kemampuan menghafal/membaca) Al-Qur’an, lalu ia membacanya malam dan siang. Dan seseorang yang dikurniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya malam dan siang.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i).

6. Dari Abu Musa RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an, seperti utrujjah (limau manis), baunya harum. Rasanya pun enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an, seperti kurma, tidak harum tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, seperti bunga raihan, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, seperti buah pare, tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Tirmidzi).

7. Dari Umar bin Khattab RA bersabda Rasulullah SAW., “Sesungguhnya Allah SWT. Mengangkat darjat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkan yang lainnya dengannya pula.” (HR. Muslim).

8. Dari Abdurrahman RA dari Nabi SAW., “Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsyi Ilahi pada hari Kiamat: (1) Al-Qur’an yang akan membela seorang hamba Allah, dia memiliki zahir dan batin, (2) Amanah, (3) Silaturrahmi, yang akan berseru, “Ingat, barangsiapa menghubungkan aku, maka Allah akan menghubunginya. Dan barangsiapa memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya.” (Syarhus Sunah).

9. Dari Abdullah bin Umar RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Akan dikatakan kepada ahli Al-Qur’an (pada hari Kiamat), “Bacalah dan teruslah naik, bacalah dengan tertil seperti kamu membacanya ketika di dunia. Sesungguhnya tempatmu adalah di akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Menurut Tirmidzi hadis ini Hasan Sahih.

10. Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Pada hari Kiamat akan datang seseorang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Lalu Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabb, berilah ia perhiasaan’. Maka Allah-pun memakaikannya perhiasan kemuliaan. Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabb, tambahlah baginya’, maka Allah-pun memberinya mahkota kemuliaan. Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabb, redhailah ia’, maka Allah-pun meredhainya. Kemudian dikatakanlah padanya, ‘Bacalah dan teruslah naik’, sehingga akan bertambahlah baginya kebaikan dari setiap ayat yang ia baca.” (HR. Tirmidzi). Tirmidzi menilai hadits ini Hasan. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim. Menurut Al Hakim, sanadnya Sahih. Hadits Hasan

11. Dari Ibnu Mas’ud RA bersabda Rasulullah SAW., “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu Hasanah (kebaikan). Dan satu Hasanah itu sama dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengtakan bahwa alif laam miim satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

12. Dari Sahl bin Mu’adz Al-Juhani RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya akan lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah di dunia ini. Maka apa perkiraanmu mengenai orang yang beramal dengannya?” (HR. Ahmad, Abu Dawud).

13. Dari Uqbah bin Amir RA Aku mendengar Rasulullah SAW. Bersabda, “Seandainya Al-Qur’an dijadikan di dalam kulit, lalu kulit itu dicampakkan ke dalam api, niscaya ia tidak akan terbakar.” (HR. Darami).

14. Dari Ali RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya dan menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an, dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga dan menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang wajib neraka baginya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi).

15. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. Bersabda , “Belajarlah Al-Qur’an dan bacalah ia. Sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu membacanya dan mengamalkannya, adalah seperti sebuah mangkuk terbuka yang penuh dengan kasturi. Baunya semerbak menyebar ke seluruh tempat. Dan perumpamaan orang yang belajar Al-Qur’an tetapi tidur sedangkan Al-Quran berada dalam hatinya. Adalah seperti mangkuk yang penuh dengan kasturi, tetapi mulutnya tertutup.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban).

16. Dari Ibnu Abbas RA bersabda Rasulullah SAW., “Seseorang yang di dalam hatinya tidak ada satu pun dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang kosong.” (HR. Tirmidzi).

17. Dari ‘Aisyah r.ha. sesungguhnya Nabi SAW. Bersabda, “Bacaan Al-Qur’an di dalam solat lebih baik daripada bacaan Al-Qur’an di luar solat. Bacaan Al-Qur’an di luar solat lebih baik daripada membaca tasbih dan takbir. Membaca tasbih lebih baik daripada sedekah. Sedekah lebih baik daripada puasa. Dan puasa adalah perisai dari Api Neraka.” (HR. Baihaqi).

18. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Sukakah seseorang diantara kalian jika pulang ke rumahnya lalu ia dapatkan tiga ekor unta betina hamil dan gemuk?” Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda, “Tiga ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh salah seorang dari kalian dalam solatnya lebih baik baginya daripada tiga ekor unta hamil dan gemuk.” (HR. Muslim).

19. Dari Utsman bin Abdullah bin Ats-Tsaqafi RA Dari kakeknya berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “Bacaan Al-Qur’an seseorang tanpa melihat mushaf adalah seribu darjat, dan bacaannya dengan melihat mushaf akan dilipatgandakan sampai dua ribu darjat.” (HR. Baihaqi).

20. Dari Ibnu Umar RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Sesungguhnya hati ini berkarat, sebagaimana besi berkarat jika terkena air.” Tanya sahabat, “Ya Rasulullah, apa pembersihnya?” Sabda Beliau, “Banyak mengingat maut dan membaca Al-Qur’an.” (HR. Baihaqi).

21. Dari ‘Aisyah r.ha. Rasulullah SAW. Bersabda, “Sesungguhnya setiap kaum memiliki kemulian yang mereka bangga-banggakan. Sesungguhnya kebanggaan umatku dan kemuliaannya ialah Al-Qur’an.” (HR. Abu Nuaim).

22. Dari Abu Dzar RA Ia berkata, “Ya Rasulullah, berilah aku wasiat.” Beliau SAW. Bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya takwa adalah pangkal semua urusan.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, tambahkan lagi nasihat untukku.” Beliau bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, kerana ia adalah nur bagimu di bumi dan simpanan bagimu di langit.” (HR. Ibnu Hibban).

23. Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Tidak berkumpul suatu kaum dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling mengajarkannya sesama mereka, kecuali rahmat menyirami mereka, para malaikat akan mengerumuni mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di kalangan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, Abu Dawud).

24. Dari Abu Dzar RA bersabda Rasulullah SAW., “Sesungguhnya kalian tidak akan kembali kepada Allah dengan membawa sesuatu yang lebih utama selain membawa apa yang keluar dari-Nya, yakni Al-Qur’an.” (HR. Hakim, Abu Dawud).

25. Dari Anas RA Rasulullah SAW. bersabda,“Sesungguhnya Allah SWT. Memiliki keluarga diantara manusia.” Mereka bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Sabda beliau, “Ahli Al-Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim, Ahmad). Sanadnya Sahih.

26. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Allah tidak pernah mendengar apapun dengan perhatian sebagimana Dia mendengarkan seorang Nabi yang melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, Muslim).
27. Dari Fudhalah bin Ubaid RA bersabda Rasulullah SAW, “Allah SWT. Lebih memperhatikan para pembaca Al-Qur’an daripada seorang tuan yang mendengarkan nyanyian hamba wanitanya.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim).

28. Dari Ubaidah Al-Mulaiki RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Wahai ahli Al-Qur’an, jangan jadikan Al-Qur’an sebagai bantal, dan bacalah dengan sungguh-sungguh pada ketika siang dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia dengan suara yang merdu. Renungkanlah isinya agar kamu beruntung, dan janganlah kamu meminta disegerakan upahnya (di dunia). Kerana sesungguhnya ia memiliki ganjaran (di akhirat).” (HR. Baihaqi).

29. Dari Watsilah RA Rasulullah SAW. Bersabda, “Aku diberi sab’at Thuwal (surat panjang) sebagai ganti Taurat, Mi’in sebagai ganti Zabur, Matsani (surat-surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat) sebagai ganti Injil, dan Mufashshal sebagai anugerah istimewa bagiku.” (HR. Ahmad).

30. Dari Abi Sa’id Al-Khudri RA ia berkata, “Pernah suatu ketika aku duduk dengan sekumpulan Muhajirin yang lemah. Dan sungguh sebahagian diantara mereka menutupi dirinya dengan sebahagian yang lainnya supaya tidak terlihat auratnya, sedang seorang Qari membacakan (Al-Qur’an) kepada kami. Tiba-tiba datang Rasulullah SAW. lalu berdiri di antara kami. Ketika Rasulullah SAW. berdiri dan Qari itupun diam, beliau memberi salam dan bersabda, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Kami menjawab, “Kami sedang mendengarkan bacaan kitab Allah.” Sabda beliau, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan sebahagian umatku orang-orang yang aku diperintahkan agar bersabar diri bersama mereka.” Abu Sa’id RA berkata, “Kemudian beliau duduk di tengah untuk mengatur kami. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya agar kami melingkar, dan wajah-wajah kami tertuju padanya. Beliau bersabda, “Bergembiralah, wahai Muhajirin yang miskin, (kalian akan mendapatkan) cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. Kalian akan masuk syurga setengah hari lebih awal daripada orang-orang kaya, sedang setengah hari (akhirat) sama dengan lima ratus tahun.” (HR. Abu Dawud).

31. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa mendengarkan satu ayat dari kitab Allah, akan dicatat baginya satu kebaikan yang digandakan. Dan barangsiapa membacanya, maka baginya Nur pada hari Kiamat.” (HR. Ahmad).

32. Dari Uqbah bin Amr RA Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara keras adalah seperti orang yang bersedekah secara terang-terangan, dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara perlahan adalah seperti orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Hakim).

33. Dari Abu Umamah RA dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, kerana sesungguhnya Al-Qur’an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang senantiasa membacanya.” (HR.Muslim).

34. Dari Jabir RA Rasulullah SAW. bersabda, “Al-Qur’an adalah pemberi syafaat yang syafaatnya diterima, dan sebagai penuntut yang tuntutannya di benarkan. Barangsiapa menjadikan Al-Qur’an di depannya, maka ia akan menuntunnya ke syurga dan barangsiapa menjadikan Al-Qur’an di belakangnya maka ia akan mencampakkannya ke Neraka.” (HR. Ibnu Hibban, Hakim). Hadits Sahih.

35. Dari Abdullah bin Amr RA Rasulullah SAW. bersabda, “Shaum dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi hamba yang mengerjakannya. Shaum akan berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan minum pada siang hari, maka terimalah syafaatku untuknya. Al-Qur’an pun berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya tidur pada malam hari, maka terimalah syafaatku untuknya, maka kedua syafaat tersebut diterima.” (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Abu Dunya dan Al Hakim). Menurut Al Hakim hadits ini Sahih sesuai syarat Muslim.

36. Dari Sai’d bin Sulaim RA Rasulullah SAW. bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama darjatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan Nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (HR. Abdul Malik bin Habib – Syarah Ihya).

37. Dari Abdullah bin Amr RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, maka ia telah menyimpan ilmu keNabian diantara kedua lambungnya, sekalipun wahyu tidak diturunkan kepadanya. Tidak pantas bagi seorang hafizh Al-Qur’an memarahi orang yang pemarah dan bertindak bodoh terhadap orang bodoh, sedangkan Al-Qur’an berada di dalam dadanya.” (HR. Al Hakim).

38. Dari Ibnu Umar RA Rasulullah SAW. bersabda, “Tiga orang yang tidak merasa takut pada hari yang penuh dengan ketakutan dan mereka tidak akan dihisab, mereka berada di atas tumpukan kasturi hingga selesai hisab atas semua manusia: (1) Pembaca Al-Qur’an semata-mata kerana Allah SWT. kemudian ia mengimami suatu kaum dan mereka menyenanginya. (2) Da’i yang mengajak solat semata-mata kerana Allah SWT. (3) Seseorang yang menjaga hubungan baik antara dia dengan tuannya juga dengan bawahannya.” (HR. Thabrani).

39. Dari Abu Dzar RA Rasulullah SAW. bersabda, “Wahai Abu Dzar, sungguh kamu pergi pada pagi hari lalu mempelajari satu ayat dari kitabullah, adalah lebih baik bagimu daripada kamu solat seratus rakaat. Dan sesungguhnya kamu pergi pada pagi hari dan mempelajari satu bab dari ilmu, baik diamalkan ataupun tidak, itu lebih baik daripada solat seribu rakaat.” (HR. Ibnu Majah).

40. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat pada malam hari, maka ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai.” (HR. Al Hakim). Beliau (Al Hakim) berkata, “Hadits ini Sahih sesuai syarat Muslim.

41. Dari Fadhalah bin ‘Ubaid dan Tamim Ad-Dari r.huma. dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat pada malam hari, ia akan mendapatkan satu qinthar. Satu qinthar tersebut lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Thabrani).

42. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa menjaga solat fardhu, maka tidak akan digolongkan sebagai orang-orang lalai. Dan barangsiapa membaca seratus ayat pada malam hari, maka akan dicatat sebagai orang yang taat,” (HR. Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim). menurut Al Hakim hadits ini Sahih sesuai syarat Imam Bukhari Muslim.

43. Dari Tamim berkata, Nabi SAW. bersabda, “Siapa yang membaca seratus ayat pada suatu malam, maka dicatat untuknya bagaikan bangun solat semalam.” (HR. Ahmad).

44. Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Barangsiapa solat di malam hari dengan membaca seratus ayat, maka ia tidak akan dicatat ke dalam golongan orang-orang yang lalai. Barangsiapa solat di malam hari dengan membaca dua ratus ayat, maka ia akan tercatat sebagai orang-orang yang ikhlas dalam solat.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Al Hakim). Hadits Hasan.

45. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa, “Tiap-tiap orang yang membaca Al Qur’an dalam solat, akan mendapatkan pahala lima puluh kebajikan tiap-tiap huruf yang diucapkannya, membaca Al Qur’an di luar solat dengan berwudhu, pahalanya dua puluh lima kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya dan membaca Al Qur’an di luar solat dengan tidak berwudhu pahalanya sepuluh kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya” (Ihya).

46. Dari Ibnu Abbas RA sesungguhnya seorang lelaki bertanya, “Ya Rasulullah, amalan apakah yang paling utama?” Jawab Beliau SAW., “Al-Haal Al-Murtahilu?” Ia bertanya lagi, “Ya Rasulullah SAW., apa itu Al-Haal Al-Murtahilu.” Sabda Beliau, “Pembaca Al-Qur’an yang membaca dari awal hingga akhir dan dari akhir ke awal lagi, dan setiap selesai, ia memulai lagi.” (HR. Tirmidzi).

47. Ketika Nabi SAW. membaca Qul a’udzu birabbiinnas (Surat An-Naas), beliau akan terus membacanya dari surat Al Baqarah sampai ayat muflihuun. Lalu beliau akan membaca doa Khatmil-Qur’an. (HR. Darami – Syarah Ihya, Al-Itqan).

48. Amer bin Syua’ib berkata, “Jika seorang telah mengkhatamkan Al Qur’an, maka dibacakan doa oleh enam puluh ribu malaikat ketika khatam itu.” (R. Addailami).

49. Dari Anas RA Rasulullah SAW. bersabda, “Hendaklah kamu beri Nur (cahaya) rumah tanggamu dengan solat dan dengan membaca Al Qur’an!” (HR. Baihaqi).

50. Dari Anas RA Rasulullah SAW. memerintahkan, “Perbanyaklah membaca Al Qur’an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada orang membaca Al Qur’an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah.” (HR. Daru Quthni).

51. Ibnu Mas’ud RA meriwayatkan dari Nabi SAW., “Rumah kosong ialah rumah yang di dalamnya Al Qur’an tidak dibaca.” (Keutamaan Amal).

52. Basith RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda, “Rumah-rumah yang di dalamnya Al Qur’an dibaca akan tampak bersinar oleh ahli-ahli langit sebagaimana bintang-bintang tampak bersinar oleh ahli bumi.” (HR. Ibnu Hibban dan yang lainnya).

53. Dari Anas RA Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al Qur’an, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan anaknya sehingga menjadi hafizh Al Qur’an, maka pada hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan ia akan berkata kepada anaknya, ‘Mulailah membaca Al Qur’an.’ Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al Qur’an, maka ayahnya dinaikan satu darjat, hingga terus bertambah tinggi sampai tamat bacaannya.” (HR. Thabrani).

54. Dari ‘Aisyah R.Ha. Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang membaca Al Qur’an, lagi pula ia mahir, kelak mendapat tempat dalam syurga bersama-sama dengan Rasul-Rasul yang mulia lagi baik, dan orang yang membaca Al Qur’an tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan tampak agak berat lidahnya, ia akan mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim).

55. Anas bin Malik RA ketika ditanya tentang bacaan Nabi SAW., ia menjawab “Bahwa Rasulullah SAW., jika membaca dengan tertil, memanjangkan mad “Bismillah, Arrahman dan Arrahiim.” (Tafsir Ibnu Katsir).

56. Ibnu Abbas RA berkata, “Aku lebih suka membaca surat Al Baqarah dan Ali ‘Imran dengan tertil daripada kubaca seluruh Al Qur’an dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat.” (Al Qur’an dan Terjemahnya-Dep Agama).

57. Umu Salamah RA ketika ditanya tentang bacaan Rasulullah SAW. ia menjawab “Bahwa Rasulullah SAW., jika membaca tiap ayat berhenti. Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdu lillahi rabbil ‘aalamin. Maa likiyaumiddin. Rasulullah SAW. juga menganjurkan bila membaca Al Qur’an hendaklah memerdukan suaranya. “Hiasilah Al Qur’an dengan suaramu. Bukan dari golonganku siapa yang tidak memerdukan suaranya dalam membaca Al Qur’an.” (Tafsir Ibnu Katsir). Dalam riwayat lain “Rasulullah SAW. menunaikan semua harakatnya, fat-hah, dhammah, dan kasrah dibaca dengan sangat jelas.” (Keutamaan Amal).

58. Rasulullah SAW. telah bersabda, “Hendaklah kamu sekalian hiasi Al Qur’an itu dengan suaramu yang merdu!” (Al Qur’an dan Terjemahnya-Dep Agama).

59. Dari Abu Hurairah RA bahwa dia mengatakan, Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Tiadalah keizinan Allah untuk mengerjakan sesuatu yang dapat menyamai izin-Nya kepada Nabi SAW. untuk melagukan bacaan Qur’an.” (HR. Bukhari).

60. Dari Abu Hurairah RA katanya, bersabda Rasulullah SAW, “Tidaklah sesuatu mendapat perhatian penuh dari Allah, sepenuh perhatian-Nya kepada irama yang nyaring dari pembaca Qur’an, terutama jika irama itu dari seorang Nabi yang baik suara” (HR. Muslim).

61. Dari Abu Hurairah RA kudengar Rasulullah SAW., bersabda, “Tiada sesuatu yang sangat di senangi oleh Allah, dari pada suara merdu dan keras bacaan Al Qur’an.” (HR. Bukhari Muslim).

62. Orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al Qur’an yaitu bila engkau dengarkan bacaannya, engkau mengira dia orang yang takut kepada Allah” (HR. Thabrani, Darimi, Abu Nu’aim, Ibnu mubarak, Ibnu Nashr, Adh-Dhiya). Dengan sanad Sahih.

63. Manusia yang paling bagus qir-ahnya ialah orang yang membaca Qur’an dengan rasa susah sebab makna kalimah-kalimahnya Al Qur’an.” (HR. Thabrani).

64. Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang tidak akan sesat kamu dengan keduanya, yaitu, Kitab Allah dan Sunnahku, dan kedua-duanya tidak akan berpisah sehingga kedua-duanya datang kepadku –kelak- ditelaga.” (HR. Al Hakim). Hadits Hasan

65. Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud RA meminta nasihat, katanya, “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasihat yang dapat dijadikan ubat bagi jiwaku yang sedang sakit. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut, makan tak enak tidur pun tak nyenyak.” Maka Ibnu Mas’ud menasihatinya, katanya, “Kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu tempat orang membaca Al Qur’an, engkau baca Al Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya, atau engkau pergi ke Majlis Pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan solat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu.” Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas’ud RA itu. Dia pergi mengambil wudhu kemudian diambilnya Al Qur’an, terus dia baca dengan hati yang khusyuk. Selesai membaca Al Qur’an, berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang tenang dan tenteram, fikirannya jernih, kegelisahannya hilang sama sekali. (Al Qur’an dan Terjemahnya-Dep Agama).

66. Dari Abdullah bin Amru RA dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa solat malam dengan membaca sebanyak sepuluh ayat, maka ia tidak dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa solat dengan membaca sebanyak seratus ayat, maka ia akan dicatat ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa. Barangsiapa solat dengan membaca seribu ayat, maka ia akan tercatat ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan pahala yang sangat banyak (Muqantharrah).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban). Hadits Hasan.

67. Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa di antara kalian solat di malam hari, hendaklah dia mengeraskan bacaannya, kerana malaikat akan solat dan mendengarakan bacaannya. Dan jin yang mu’min yang berada di angkasa dan tetangganya yang ada bersamanya di dalam rumahnya, juga akan melakukan solat dengan solatnya dan mendengarkana bacaannya, dan bahwa jin yang fasik dan setan yang terkutuk akan terusir dengan kerasnya bacaannya dari rumahnya dan rumah-rumah yang berada di sekitarnya.” (HR. Al Bazzar).

68. Dari Abu Hurairah, “Apabila seorang laki-laki bangun di waktu malam kemudian membangunkan isterinya dan solat bersama 2 rakaat, maka kedua orang itu di catat sebagai orang-orang yang banyak berdzikir pada Allah di dalam Al Qur’an. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu hibban, Hakim dalam kitab Sahihnya). Hadits Sahih.

69. Dari Syaddad bin Aus RA ia berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “Jika seorang Muslim beranjak tidur, kemudian membaca salah satu surat dari Kitabullah, maka Allah akan menugaskan satu malaikat (Untuk menjaganya). Sehingga tidak ada sesuatu yang akan mengganggu boleh mendekatinya sampai ia bangun bila saja.” (HR. Tirmidzi, Ahmad). Dengan perawi-perawi yang Sahih.

70. Dari Abu Hurairah RA “Apabila kamu telah menyerahkan zakat hartamu maka kamu telah menyelesaikan apa yang menjadi kewajiban mu. Kamu sudah tidak termasuk golongan orang-orang yang di sebut di dalam Al Qur’an : ‘Orang-orang yang menggudangi emas dan perak dan tidak mau mengeluarkan harta itu di dalam sabillilah, maka hendaknya kamu beri tahu adanya siksa yang pedih baginya’.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim). Hadits Sahih.

71. Dari Al Barra’ bin Azib RA dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Apabila engkau ingin tidur, maka berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana engkau wudhu ketika ingin solat, kemudian berbaringlah dengan posisi miring ke kanan dan berdoalah dengan mengatakan, ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku serahkan punggungku keapada-Mu dengan penuh harap akan pahala-Mu dan takut akan siksa-Mu. Tiada tempat berlindung dan meminta pertolongan kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan dan kepada Nabi yang telah Engkau utus’. Jadi jika kamu membacanya dan kamu meninggal pada malam itu, maka kamu akan meninggal dalam keadaan fitrah (suci). Namun jika kamu diperkenankan hidup kembali, maka kamu akan memulai pagimu dengan baik. Jadikanlah doa tersebut sebagai akhir dari apa yang engkau ucapkan.” Al Barra’ berkata, “Akupun mengulangi doa tersebut di hadapan Nabi SAW. dan ketika aku telah sampai pada kalimat, ‘Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan dan’, aku berkata, ‘Rasul Engkau’, Rasulullah SAW. bersabda, ‘Tidak, -tetapi katakanlah- kepada Nabi yang telah Engkau utus’.” (HR. Bukhari, Muslim).

72. Abu Hurairah RA memberitakan, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW. bersabda., “Solat berjama’ah lebih utama daripada solat sendiri-sendiri dua puluh lima kali lipat. Para malaikat malam dan para malaikat siang berkumpul bersama ketika solat Fajar. Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika kamu suka, bacalah ayat Al Qur’an, sesungguhnya bacaan waktu Fajar disaksikan oleh para malaikat.” (HR. Bukhari).

73. Dari Abu Hurairah RA di dalam salah satu riwayatnya mengatakan, bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya saudaramu, Abdullah bin Rawahah tidak pernah berkata kotor, “Disamping kita Rasulullah membaca Kitab, di kala fajar yang dikenal terbit bersinar, kita lihat petunjuk sesudah buta, kita yakin perkataannya benar, pada malam hari beliau tidur hanya sebentar, ketika orang musyrik tidur nyenyak.” (HR. Bukhari).

74. Dari Ali RA bahwa Rasulullah memerintahkan bersiwak, beliau bersabda, “Sesungguhnya jika seorang hamba bersiwak kemudian ia melaksanakan solat, maka malaikat akan berdiri di belakangnya untuk mendengar bacaannya. Tiap kali ia membaca ayat, malaikat akan mendekat kepadanya hingga malaikat itupun mendekatkan mulutnya dengan mulut orang itu. Jadi tidak satupun ayat Al Qur’an yang keluar dari mulutnya kecuali akan berada di dalam perut malaikat. Oleh kerana itu, sucikanlah mulut-mulut kalian untuk membaca Al Qur’an.” (HR. Al Bazzar). Hadits Hasan.

75. Dari Ka’ab Akhbar RA “Benteng bagi orang-orang beriman (dari setan) ada tiga yaitu, Masjid merupakan benteng, Dzikrullah merupakan benteng, dan membaca Al Qur’an merupakan benteng.” (R. Ibnu Hajar).

76. Dari Abu Said Al Khudri RA berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Di ucapkan bagi penghafal Al Qur’an apabila telah masuk syurga, “Bacalah dan naiklah” lalu ia membaca dan naik setiap ayat satu darjat, sehingga ia membaca akhir ayat yang di hafalnya.” (HR. Ibnu Majah).

77. Rasulullah SAW. bersabda, “Pelajarilah Kitabullah, tentukanlah jadual membacanya, tekunlah, dan lagukanlah bacaanya. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, sesungguhnya hafalan Al Qur’an lebih cepat terlepas dari dirimu dibandingkan dengan unta yang terlepas dari tali penambatnya.” (HR. Ahmad, Darimi). Dengan sanad Sahih.

78. Sa’d bin Ubadah RA berkata, “Tiada seorang yang belajar Al Qur’an kemudian melupakannya, melainkan ia akan menghadap pada Allah pada hari Kiamat berpenyakit judzam (kusta).” (R. Abu Dawud).

79. Dari Sa’d bin ‘Ubadah RA ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an kemudian melupakannya, pastilah kelak pada hari Kiamat akan bertemu Allah dalam keadaan kudung.” (HR. Abu Dawud).

80. Diriwayatkan dari Abdullah RA dia berkata, Nabi SAW. pernah bersabda, “Ucapan seseorang yang paling jelek adalah, ‘Aku lupa ayat tertentu dari Al-Qur’an’, tetapi sebenarnya dia itu dibuat lupa oleh Allah. Biasakanlah membaca Al-Qur’an agar tidak menghilangkan hafalan, kerana hilangnya hafalan Al-Qur’an dari hati penghafalnya lebih cepat dari pada lepasnya onta yang diikat.” (HR. Bukhari).

81. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA dia berkata, Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Sungguh jelek ucapan seseorang, ‘Saya lupa ayat begini dan begini,’ sebenarnya dia itu dibuat lupa. Seringkanlah membaca Al-Qur’an (untuk menjaga hafalan), kerana hilangnya hafalan Al-Qur’an dari dada lebih cepat dari pada lepasnya hewan yang dilepas talinya.” (HR. Bukhari, Muslim).

82. Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA Rasulullah SAW. bersabda, “Berhati-hatilah dengan Al-Qur’an. Demi Dzat yang nyawa Muhammad berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat keluar dari hati daripada unta yang terlepas dari ikatannya.” (HR. Bukhari, Muslim).

83. Abu Umar RA berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Perumpamaan orang yang ahli Qur’an seakan-akan unta yang terhambat, kalau senantiasa diawasi oleh yang empunya, ia tetap tertambat dan kalau dibiarkannya ia akan hilang.” (HR. Muslim).

84. Dari Anas RA berkata Rasulullah SAW. bersabda,”Telah diperlihatkan padaku semua pahala-pahala amal ummatku, sehingga kotoran yang dikeluarkan dari masjid, juga telah ditunjukkan padaku dosa-dosa ummatku, maka tidak aku lihat dosa yang lebih besar dari pada orang yang telah mengetahui ayat atau surat dari Al-Qur’an kemudian dilupakannya. (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i).

85. Rasulullah SAW. bersabda, “Hai Abu Hurairah! Sesungguhnya, bahwa engkau menghadap Tuhanmu dengan membawa dosa besar yang engkau telah taubat daripadanya lebih baik bagimu daripada engkau menemui-Nya pada hal engkau telah mempelajari (menghafal) ayat-ayat Al-Qur’an kemudian engkau melupakannya. (HR. Ibnu Arabi).

86. Dari Samurah RA diceritakannya dari Nabi SAW. perihal mimpi. Sabda Nabi SAW. “Barangsiapa bermimpi, seolah-olah kepalanya dipukul orang dengan batu, ertinya, orang itu mempelajari Al Qur’an tetapi tidak diamalkannya dan solat wajib ditinggalkannya.” (HR. Bukhari).

87. Dari ‘Aisyah R.Ha. menerangkan Rasulullah menegaskan “Ada tiga pandangan yang termasuk ibadah, memandang wajah kedua orang tua, memandang mushaf Al Qur’an dan memandang laut.” (HR. Abu Nu’aim).

88. Diriwayatkan oleh Utsman RA dan Hudzaifah RA bahwa jika hati seseorang bersih dari kotoran ruhani, ia tidak akan merasa bosan membaca Al Qur’an. (Fadhila Amal).

89. Diriwayatkan secara mursal dari Said bin Salim RA bahwa barangsiapa mempelajari Al Qur’an, tetapi dia menganggap bahwa orang lain yang diberi kelebihan lain lebih utama darinya, bererti ia telah menghina nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, yaitu taufik mempelajari Al Qur’an. (Keutamaan Amal).

90. Abu Umamah RA berkata, “Pembawa Al-Qur’an itu sebagai pembawa bendera Islam, maka siapa yang memulyakannya dimulyakan oleh Allah, dan siapa yang menghinanya dikutuk Allah.” (R. Addailami).

91.Fudhail bin Iyadh Rah.A. berkata, “Seorang hafizh Al-Qur’an adalah pembawa bendera Islam. Sungguh tidak pantas baginya bercampur gaul dengan ahli maksiat dan orang-orang yang lalai atau rusak.” (Keutamaan Amal).

92. Nabi SAW. bersabda, “Sesungguhnya sebagian dari mengagungkan Allah ialah. Memuliakan orang tua muslim, memuliakan pembawa Al Qur’an (hafizh) yang tidak melewati batas dan memuliakan pemimpin yang adil.” (HR. Abu Dawud).

93. Dari Ali RA “Bahwa pembawa Al Qur’an, yaitu para hafizh Al Qur’an, akan berada di bawah lindungan Allah bersama para Nabi dan solihin.” (HR. Dailami).

94. Nabi SAW. bersabda, “Orang-orang yang hafal Al Qur’an, mereka menjadi nara sumber ahli syurga pada hari Kiamat, para syuhada menjadi penuntun ahli syurga dan para Nabi adalah pemimpin ahli syurga.” (HR. Ibnu Hajar).

95. Dari Ibnu ‘Amr RA berkata, Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya tidaklah binasa ummat-ummat sebelum kamu melainkan sesudah mereka itu jatuh seperti ini, mereka mempertengkarkan Al-Qur’an antara suatu golongan dengan golongan yang lain, maka dari itu apa-apa yang halal, maka halalkanlah ia, dan apa-apa yang diharamkan, maka haramkanlah ia, dan apa-apa yang menyerupainya, maka percayalah padanya.” (HR. Thabrani).

96. Mulla Ali Qari rah.a. menukilkan riwayat dari Abu Umamah RA “Selalulah menghafal Al Qur’an, kerana Allah tidak akan menyiksa hati yang didalamnya terjaga Al Qur’an.” (Syarhus-Sunnah).

97. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA mengenai firman Allah SWT. (yang ertinya), “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an kerana hendak cepat-cepat menghafalnya.” (QS. Al-Qiyamah: 16). Kata Ibnu Abbas RA ‘Semula ketika turun wahyu, Nabi SAW. cepat-cepat menggerakkan kedua bibirnya untuk segera menirukan Jibril kata demi kata agar biasa dihafal.’ Kata Ibnu Abbas kepada saya, ‘Saya sekarang menggerakkan kedua bibir saya di depanmu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. maka Ibnu Abbas menggerakkan kedua bibirnya. Kata Sa’id, ‘Saya menggerakkan kedua bibir saya sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Abbas. Maka Sa’id pun menggerakkan kedua bibirnya. Kemudian Allah SWT. Menurunkan sebuah ayat (yang ertinya), “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an kerana hendak cepat-cepat menghafalnya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya.” (QS. Al-Qiyamah: 16-17). Kata Ibnu Abbas, ‘Maksudnya adalah, Allah mengumpulkannya di dada Nabi SAW. dan dia membuat Nabi SAW. pandai membacanya. “Maka apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. Al-Qiyamah: 18). Kata Ibnu Abbas, ‘Maksudnya, dengarkan dan diamlah, kemudian atas tanggungan Kami-lah membuatmu pandai membacanya. Kata Ibnu Abbas, ‘Selanjutnya ketika Rasulullah SAW. di datangi oleh Jibril, beliau mendengarkannya. Setelah Jibril selesai membacakan wahyu, maka barulah Nabi SAW. menirukan bacaan Jibril itu. (HR. Bukhari, Muslim).

98. Dari Buraidah RA ia berkata, aku duduk di sisi Nabi SAW. lalu aku mendengar beliau bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu akan menemui ahlinya pada hari Kiamat ketika kuburnya terbuka. Keadaannya seperti orang yang lusuh. Lalu Al-Qur’an bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mengenaliku?’ Ia menjawab, ‘Aku tidak mengenalimu.’ Al-Qur’an bertanya lagi, ‘Apakah kamu mengenaliku?’ Ia menjawab, ‘Aku tidak mengenalimu.’ Lalu Al-Qur’an berkata, ‘Aku adalah sahabatmu, Al-Qur’an, yang telah membuatmu haus pada siang hari yang panas dan membuatmu terjaga pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang mengaharapkan perdagangannya dan pada hari ini kamu pun mengharapkan semua perdagangan. Lalu ia diberikan kerajaan di tangan kanannya, dan keabadian di tangan kirinya. Sebuah mahkota kehormatan diletakkan di atas kepalanya dan kedua orang tuanya diberi dua pakaian yang tidak ternilai harganya menurut penduduk dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami diberi pakaian ini?’ Maka dijawab, ‘Kerana anak kalian telah menghafal Al-Qur’an.’ Lalu diperintahkan kepada ahlul-Qur’an tadi, ‘Bacalah dan naiklah tangga syurga dan kamar-kamarnya!’ Maka ia pun terus naik selama ia membaca Al-Qur’an, baik dengan cepat maupun dengan  perlahan.” (HR. Ahmad).

99. Dari Ali RA “Tiga amalan yang menguatkan hafalan dan menghilangkan dahak yaitu: (1) Siwak, (2) Berpuasa, dan (3) Membaca Al Qur’an.” (R. Ibnu Hajar).

100. Dari Jabir RA Rasulullah SAW. bersabda, “Wahai Ahlul Qur’an, berwitirlah kamu sekalian kerana sesungguhnya Allah witir. Ia menyukai akan witir pula.” (HR. Abu Dawud).

101. Dari Abdullah bin Auf RA ia berkata, seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW. lantas ia berkata, “Sesungguhnya saya tidak dapat menghafal apa-apa dari Qur’an, maka ajarlah saya dengan apa yang saya mampu daripadanya.” Maka Nabi SAW. bersabda, “Bacalah oleh mu Subhannallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Wallaahu Akbar, Walaahawla wala Quwwata illa billahil ‘aliyil ‘azim.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i). dan diSahih kan oleh Ibnu Hibban, Darukthny dan Hakim.

102. Dari Ibnu Abu Aufa RA dia mengatakan bahwa seorang Arab Badui berkata, “Ya Rasulullah, aku telah berusaha menghafal Al Qur’an, namun aku tidak mampu. Oleh kerana itu, ajarilah aku suatu amalan yang dapat mencukupinya.” Rasulullah SAW. bersabda, “Ucapkanlah, Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.” Kemudian orang itu pun mengucapkannya dan menggenggam kata-kata itu dengan jari-jemarinya. Orang itu berkata, “Ya Rasulullah, dzikir-dzikir ini adalah untuk Rabb-ku, lalu untukku apa -keuntungannya-?” Rasulullah SAW. bersabda, “Katakanlah, ‘Ya Allah ampunilah aku, berilah rahmat kepadaku, maafkanlah aku, dan berilah rezeki kepadaku’.” “Dan berilah aku petunjuk.” Setelah itu, pergilah laki-laki tersebut, maka Rasulullah SAW. bersabda, “Orang Arab Badui itu telah pergi dan sungguh ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan.” (HR. Ibnu Abu Ad –Dunya). Hadits Hasan.

103. Dari Samurah bin Jundab RA dia mengatakan Rasulullah SAW. bersabda, “Sebaik-baik perkataan di sisi Allah ada empat, yaitu Subhanallah, Wal hamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar. Mulainya dari mana saja yang engkau mau.” (HR. Muslim, An Nasa’i). namun An Nasa’i menambahkan dengan lafazh, “Dan keempat kalimat itu adalah bagian dari Al Qur’an. Hadits Sahih.

104. Mulla Ali Qari rah.a. meriwayatkan dari Thabrani dan Baihaqi, “Barangsiapa berusaha menghafal Al Qur’an, tetapi ia tidak mampu untuk menghafalnya, maka ia akan memperoleh ganjaran dua kali lipat. Dan barangsiapa benar-benar ingin menghafal Al Qur’an tetapi tidak mampu, dan ia tetap berusaha untuk menghafalnya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari Mahsyar bersama-sama para hafizh Al Qur’an.” (R.Thabrani, Baihaqi).

105. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA mengenai ayat (yang ertinya) “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solatmu dan janganlah kamu merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara keduanya” (QS. Al-Isra’: 110). Kata Ibnu Abbas, ‘Ayat tersebut turun ketika Rasulullah SAW. terisolir di Mekah yang ketika itu apabila beliau solat bersama para sahabat beliau, beliau mengeraskan bacaan Al-Qur’an dan ketika orang-orang musyrik mendengarnya, mereka mencaci Al-Qur’an, mencaci Allah yang menurunkannya dan mencaci Jibril yang membawanya, maka Allah berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan janganlah kamu mengeraskan bacaan Al-Qur’an dalam solatmu” agar bacaan Al-Qur’an tidak didengar oleh orang-orang musyrik. “Dan janganlah kamu merendahkannya” agar dapat didengar oleh para sahabatmu. Perdengarkanlah bacaan Al-Qur’an kepada sahabatmu tetapi jangan keras-keras “Dan carilah jalan tengah di antara keduanya.” Kata Ibnu Abbas, ‘Antara keras dan rendah.” (HR. Bukhari, Muslim).

106. Dari Imran bin Hushain katanya, “Ketika Nabi SAW. solat Zuhur, kedengaran seorang makmum membaca dibelakang beliau surat, “Sabbihisma rabbikal A’laa” Setelah selesai solat, beliau bertanya, “Siapa diantaramu yang kudengar mambaca tadi?” Kata laki-laki itu. Saya tuan, maka kata Rasulullah SAW., “Saya kira ada diantara makmum yang telah membimbangkan saya dengan bacaannya.” (HR. Muslim).

107. Dari Abi Musa RA “Apabila Imam membaca Al Qur’an, hendaknya kamu sekalian mendengarkan.”  (HR. Muslim).

108. Dari Abu Hurairah RA katanya, “Nabi SAW. masuk ke mesjid, lalu diikuti oleh seorang laki-laki, orang itu lalu solat, kemudian datang ia kepada Rasulullah SAW. dan memberi salam lalu beliau membalas salamnya, kemudian beliau berkata, “Ulangi lagi solatmu, kerana anda belum solat , lalu laki-laki itu mengulangi solatnya yang sama dengan cara solatnya kali yang pertama, kemudian ia datang kepada Nabi SAW. lalu memberi salam, maka Rasulullah SAW. menjawab, “Wa ‘alaikassalam,” begitulah seterusnya hingga tiga kali ia mengulangi solatnya, kemudian berkata laki-laki itu, “Demi Allah yang mengutus tuan dengan kebenaran, saya tidak tahu lain dari cara ini, cubalah tunjuki saya.” Kata Rasulullah SAW., “Setelah anda berdiri untuk solat, bacalah takbir, kemudian bacalah dari ayat Qur’an mana yang dapat, kemudian rukuklah hingga engkau tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah dari rukuk hingga tegak lurus, kemudian sujud, sehingga engkau tenang dalam sujudmu itu. kemudian bangkit, duduk, sehingga engkau tenang tentram dalam dudukmu itu. Kemudian sujud, sehingga engkau tenang dalam sujudmu itu. berbuatlah dengan cara yang demikian itu pada semua solatmu.” (HR. Bukhari, Muslim).

109. Dari Amr bin Salamah RA ia berkata, Bapak ku pernah berkata. “Saya sampaikan kepadamu dari Nabi SAW. yang benar, beliau bersabda,” “Apabila datang waktu solat, hendaklah seorang diantara kamu Adzan, dan hendaklah orang yang paling banyak hafal Qur’an menjadi imam kamu.” Ia (Amr) berkata, “Lalu mereka lihat dan tidak ada seorang pun yang paling banyak menghafal Qur’an daripada saya, maka mereka memajukan saya (untuk jadi imam) padahal umur saya enam atau tujuh tahun.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Nasa’i).

110. Dari Ibnu Umar RA katanya, “Setelah orang-orang Muhajir yang pertama sampai di ‘Usbah, suatu tempat di Quba, sebelum kedatangan Rasulullah SAW. imam solat bagi mereka ialah Salim, maula Abu Hudzaifah, seorang  yang paling banyak hafal Al Qur’an.” (HR. Bukhari).

111. Dari Abu Said RA bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Jika mereka bertiga, maka hendaklah salah seorang tampil menjadi imam, sedang yang lebih berhak menjadi imam itu ialah yang terpandai dalam bacaan Al Qur’an.” (HR. Muslim, Ahmad, Nasa’i). yang dimaksud dengan terpandai dalam bacaan ialah yang terbanyak hafalannya, berdasarkan hadits Amar bin Salamah dimana disebutkan: “Hendaklah yang menjadi imam itu orang yang terbanyak hafalan Al Qur’an nya.”

112. Rasulullah SAW. bersabda, "Apabila kamu tiga orang dalam perjalanan hendaklah menunjuk seorang menjadi pemimpin rombongan dan yang berhak menjadi pimpinan adalah orang yang paling pandai dalam bacaan Al Qur’an.” (HR. Muslim).

113.Dari Abu Mas’ud Al-Anshary, katanya, bersabda Rasulullah SAW., “Yang lebih berhak menjadi imam solat ialah yang terpandai membaca Qur’an (alim tentang hukum-hukum di Al Qur’an / yang bersumber Al Qur’an), jika mereka itu sama kepandaiannya, maka yang terpandai tentang hukum-hukum dari hadits. Kalau mereka itu sama pula kepandaiannya tentang hadits, maka yang terdahulu hijrahnya ke kota Madinah, dan jika mereka itu sama pula, maka yang terdahulu masuk Islam, dan janganlah seseorang itu menjadi imam dalam lingkungan kekuasaan orang lain, dan janganlah pula ia duduk ditempat yang khusus tersedia untuk tuan rumah kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim).

114.Bahwa pada suatu musim haji ada rombongan (jamaah) yang berkumpul di luar kota Mekah, kemudian tiba waktu solat, lalu ada seorang laki-laki dari keluarga Abu Saib maju kedepan (hendak menjadi imam sholat jamaah). Laki-laki tersebut lidahnya tidak fasih dalam mengucapkan bahasa Arab (A’jami), kemudian ia ditarik kebelakang oleh Miswar bin Makhramah, dan Miswar menyuruh orang lain untuk maju. Berita ini rupanya sampai kepada Umar RA Dimana beliau sama sekali tidak kenal dengan laki-laki tersebut. Sampai akhirnya laki-laki itu datang ke Madinah, maka ia dikenalkan dengan Umar RA Miswar berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tolong perhatikan aku, laki-laki ini lidahnya tidak fasih mengucapkan bahasa Arab (A’jami), padahal saat itu adalah musim haji. Dan aku khawatir bacaannya di dengar oleh sebagian jamaah haji sehingga mereka meniru bacaan yang tidak fasih itu.” Umar RA lalu berkata, “Apakah engkau juga pergi kesana?” Miswar menjawab, “Ya, betul.” Umar berkata, “Engkau benar.” (R. Baihaqi dalam As-Sunan).

115.Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Ketahuilah, bahwasannya aku dilarang membaca Qur’an di waktu ruku’ dan di waktu sujud, adapun di waktu ruku’ itu, Agungkanlah Tuhan, dan di waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah mendo’a, kerana besar harapan do’a kamu akan di kabulkan.” (HR. Muslim).


116.Dari ‘Aisyah r.ha. dia menceritakan bahwa, “Nabi SAW. memperbanyak bacaannya dalam rukuk dan sujud dengan bacaan, “Subhanakallahumma rabbana wa bihamdika, Allahumaghfirli” (Maha suci engkau, wahai Allah, Tuhan kami, dan Maha Terpuji Engkau. Wahai, Allah! Ampunilah aku!” Dengan cara begitu, Nabi SAW. seolah-olah menjelaskan maksud ayat Al Qur’an (An Nashr 110:3).” (HR. Bukhari).

Sumber: http://perjalanantanpahenti.blogspot.com/2013/09/keutamaan-kelebihan-dan-kehebatan.html

PEMUDA HAFIDZ QURAN ITU MURTAD HANYA KARENA PEREMPUAN CANTIK

Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas satu demi satu tubuh pasukan Romawi. Dahulunya dia termasuk dari Tabi'in (270 H) yang HAFAL AL QURAN. Namanya adalah sebaik-baik nama, 'Abdah bin 'Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang MUJAHID yang HAFAL AL QURAN, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya?

Namun tak dinyana terjadi musibah di akhir hayatnya. Dia mati dengan tidak membawa iman Islamnya. Murtad sebagai Nasrani. PADAHAL DAHULUNYA IA HAFAL SEMUA ISI AL-QURAN, NAMUN SEMUA HILANG TAK TERSISA KECUALI DUA AYAT SAJA... Ayat apakah itu? Apa yang melatarbelakangi dia keluar dari Diinullah.

Inilah kisahnya :
Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi. Ia hantarkan orang Romawi itu ke neraka dengan pedangnya.

Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang WANITA ROMAWI, tidak dengan pedang melainkan dengan ASMARA.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung Romawi. Tiba-tiba mata 'Abdah tertuju kepada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khatimah.

Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih:
“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?”

Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama Nashrani maka aku jadi milikmu.”

Syahwat telah memenuhi relung hati 'Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa akan imannya, tuli peringatan dan buta Al Quran. Hatinya terbangun tembok anti hidayah.

Khatamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah… Astaghfirullah, ma’adzallah.

Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam.

Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al Qur’an meninggalkan Allah.

Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, "Dimana Al Quran mu yang dulu???"
Ia menjawab, "Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali 2 ayat saja yaitu :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim."
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ.
"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS. Al Hijr: 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yg terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah hingga ajal menjemputnya. Mati dalam keadaan di luar agama Islam.

Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan.

Ma taraktu ba’di fitnatan adhorro ‘ala ar rijaal min nisaa…
Saudara-saudariku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita/fitnah manusia dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat.

Semoga para suami, para anak-anak laki, saudara-saudara laki kita. keluarga kita semua,teman-teman lelaki sesama muslim...selalu dalam lindungan Allah,dijauhkan dari syahwat dan maksiat,selamat dunia akhirat...Aamiiin

Ma taraktu ba’di fitnatan adhorro ‘ala ar rijaal min nisaa…
"Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yg maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita." (muttafaq ‘alaih).

**Disarikan dari tulisan DR. Hamid Ath-Thahir dari buku "Di bawah Kilatan Pedang" (101 Kisah Heroik Mujahidin)

Tuesday, April 7, 2015

Amalan Dunia untuk Akhirat, atau Amalan Akhirat untuk Dunia?

Kita sering terbalik. Mengerjakan amalan dunia bukan untuk meraih akhirat, tetapi sebaliknya mengerjakan amalan akhirat hanya untuk dunia saja, tanpa mengharap balas di akhirat sedikitpun. Ini adalah kesalahan cara pandang yang sangat berbahaya. Memposisikan ALLAH - na'uudzubiLLAH - sebagai "pelayan" atau seperti "mesin ATM". Ketika uang seret, datang ke masjid sholat lima waktu. Ketika masalah rumah tangga melanda, baru sholat tahajjud. Ketika masalah ini dan itu, baru datang kepada ALLAH. Ini memang sudah bagus. Ini sudah bagus, daripada kita datang ke dukun. Daripada lihat-lihat zodiak dan shio. Kita datang kepada ALLAH ketika menghadapi masalah hidup di dunya. Tetapi tidak seharusnya kita hanya seperti ini. Kita bisa lebih baik.

Bukankah ALLAH subhanahu wa ta'ala menyatakan bahwa "Wa maa kholaqtul jinna wal insaa illa liya' buduuni" ? Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Ku? Maka tugas kita ini adalah ibadah. Ibadah ada yang mahdhoh dan ghayru mahdhoh. Ibadah mahdhoh adalah ibadah ritual yang panduannya jelas tertera di al-Qur'an, hadits, serta ijma' dan qiyas ulama ahlusunnah wal jama'ah. Ibadah selain mahdhoh, termasuk kewajiban untuk bekerja, mencari ilmu, berbakti kepada orang tua, menolong sesama. Jadi keseluruhan hidup muslimin 24 jam itu adalah ibadah kepada ALLAH.

Oleh karena pemahaman yang ter-reduksi, kita sering menjadi "parttime muslim". Hanya jadi muslim, hanya bertindak sebagai seorang muslim, hanya ingat ALLAH, ketika di masjid. Atau ketika di sholat Jum'at. Atau ketika bulan Ramadhan. Atau ketika lebaran. Kita adalah full time muslim. Mari kita ubah cara pandang kita. Amalan dunia dan amalan akhirat, semuanya untuk akhirat. Adapun sunatullah-nya ketika kita bekerja dengan halal, kita akan mendapatkan harta untuk menafkahi keluarga kita. Membeli beras dan air dan pakaian dan sewa tempat tinggal untuk anak istri kita. Ini adalah hukum ALLAH. Tetapi jangan lupa, kita bekerja tidak hanya akan mendapatkan imbalan di dunya, tetapi juga di akhirat. Nabi shallallahu'alayhi wasallam pernah mengatakan kepada sahabatnya, Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu'anhu, bahwa makanan yang disuapkan ke istri adalah sedekah! Masya ALLAH betapa luar biasanya ALLAH ini. Sedangkan rezeki istri kita pun sebenarnya sudah dijamin, akan tetapi ALLAH tetap memberikan pahala sedekah kepada para suami yang bekerja membanting tulang dengan cara yang halal. Bahkan Nabi shallallahu'alayhi wasallam dalam sebuah hadits riwayat Thabrani bersabda, "Jika seseorang kelelahan di sore hari karena bekerja dengan kedua tangannya, maka diampuni dosanya." Allahu Akbar.

Maka, kita adalah full time muslimin. Full time muslim yang mencari ridho ALLAH, mencari wajah ALLAH. Bagaimana dapat melihat wajah ALLAH? Dengan masuk ke surga? Bagaimana? Dengan mengharapkan rahmat ALLAH. Jadi mari mulai sekarang, kita luruskan niat. Apa-apa semua yang kita kerjakan, kita awali dengan basmalah. Kemudian niatkan untuk akhirat dan untuk dunya. Jangan sampai hanya niat untuk dunya saja, dan akhirat terlupa.

Nasihat yang pertama dan utama untuk diri saya sendiri. Semoga bermanfaat pula untuk saudaraku dalam kalimah Laa ilaaha illaLLAH.. aamiin

SubhanaKaLLAHuma wa bihamdiKa asyhadu anlaa ilaaha illaa Anta astaghfiruKa wa atuubu ilayK.