Sunday, October 12, 2008

Melihat Hidup Dengan Hati Yang Bening

Jika hati kita milik-Nya, maka bukankah seharusnya mudah bagi kita untuk memohon kepada Rabb agar hati kita dibeningkan dan dijernihkan, sehingga seluruh masalah hidup di dunia dapat dilihat dengan tenang, dan dicarikan solusinya dengan penuh khidmat?

Jika hati kita memang milik-Nya, bukankah mudah bagi Allah untuk membalikkan hati kita dari yang resah dan tak pernah bersyukur, menjadi hati yang ikhlas, ridha, tawadhu dan selalu bernafas dalam rasa syukur?

Sungguh dunia ini hanya sementara, sehingga tidak perlulah kita berkeluh kesah mengenai dunia. Kita berikhtiar, berusaha menyempurnakan ikhtiar selalu, lalu kita dalam proses itu juga senantiasa bertawakkal. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wassalam, “Sungguh unik kejadian yang menimpa seorang mukmin itu.. bila dia diberi kemudahan dan kebahagiaan, hatinya akan mengucapkan syukur kepada Allah yang memberinya kenikmatan.. bila dia diberi cobaan dan penderitaan, maka dia pun akan bersabar”..

Maka disinilah kutemukan nikmat Islam.. ternyata nikmat Islam yang ada berupa sholat, ibadah-ibadah, dzikir, serta nikmatnya berbuka puasa, terasa jauh lebih nikmat lagi apabila kepasrahan hidup kepada Allah sudah merembes, meresapi hati kita. Pernahkah anda merasakan keluh kesah karena macet? Padahal sesungguhnya macet yang menyesakkan itu dapat menjadi ladang ibadah, bila kita dapat menggunakannya untuk berdzikir, untuk mengingat-Nya, untuk berdoa kepada-Nya…

Sungguh kadang ku malu kepada diriku sendiri, betapa ku sering kalut disibukkan masalah-masalah dunia, padahal dalam Al Quran Allah telah berfirman “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku beri”. Sungguh aku sering menafikan ayat ini. Astagfirullah. Ya Rabb, ampunilah hamba-Mu yang lemah ini..

Apabila Allah begitu dekatnya dan lebih dekat dari tenggorokan kita, dan apabila kita berjalan terseok-seok mendekati-Nya dan Allah akan berlari mendekati kita, maka sirnalah segala kegalauan hati dan pikiran. Dunia terlihat menjadi karunia Rabb yang tak berbatas.. pagi ini kulihat bunga di belakang kantor, selama ini ku hanya melihatnya sebagai bunga biasa, tapi pagi ini hatiku tersentuh, ada sesuatu yang lain.. Ku berpikir, seandainya seluruh scientists dibayar untuk menciptakan tanaman dan bunga secara proses manufacturing modern, tentu tidak akan ada yang bisa… dan kuberteriak memuji kebesaran-Nya, Masya Allah, Allahu Akbat, betapa indah bunga-bunga kembang sepatu berwarna ungu itu? Dan nikmat karunia Allah yang mana pula yang akan engkau dustakan?

Bila disuruh memilih antara segunung emas dan sejumput hati yang bersyukur, tentu aku akan memilih sejumput hati yang bersyukur, yang selalu terkoneksi dengan percikan Rabb… siapalah aku ini hanya hamba yang hina dan berlumur dosa, tapi hatiku selalu terangkat manakala kudengar hadits yang menyebutkan bahwa apabila dosa kita begitu besarnya hingga menutup langitpun, Allah akan mengampuni kita bila kita bertaubat kepada-Nya… dan sungguh Allah Maha Pengampun..

Membayangkan Allah tentu ku tak kuasa melakukannya.. sebagaimana Nabi Musa Alaihis salaam yang pingsan saat akan ditunjukkan Allah, maka ku pun tak kuasa membayangkannya. Tapi ku tahu Allah ada, Allah ada lebih dekat dari urat leherku. Allah ada melihat semua tingkah lakuku. Betapa ku malu, ku sering lupa sholat, ku lalai berdzikir,… tapi hari-hari ini ku merasa ku menemukan-Nya.. Terima kasih Yaa Allah, alhamdulillahi robbil alaamin.. segala puji bagi Tuhan semesta alam…..

Ku memohon kepada Engkau Ya Allah, tingkatkanlah imanku, mudahkanlah urusan akhiratku, ingatkanlah aku untuk selalu beribadah menyembah Engkau, dan hindarkanlah aku dari api neraka, hindarkanlah dari api neraka, hindarkanlah dari api neraka… amiiin..

No comments: