Tuesday, April 7, 2015

Amalan Dunia untuk Akhirat, atau Amalan Akhirat untuk Dunia?

Kita sering terbalik. Mengerjakan amalan dunia bukan untuk meraih akhirat, tetapi sebaliknya mengerjakan amalan akhirat hanya untuk dunia saja, tanpa mengharap balas di akhirat sedikitpun. Ini adalah kesalahan cara pandang yang sangat berbahaya. Memposisikan ALLAH - na'uudzubiLLAH - sebagai "pelayan" atau seperti "mesin ATM". Ketika uang seret, datang ke masjid sholat lima waktu. Ketika masalah rumah tangga melanda, baru sholat tahajjud. Ketika masalah ini dan itu, baru datang kepada ALLAH. Ini memang sudah bagus. Ini sudah bagus, daripada kita datang ke dukun. Daripada lihat-lihat zodiak dan shio. Kita datang kepada ALLAH ketika menghadapi masalah hidup di dunya. Tetapi tidak seharusnya kita hanya seperti ini. Kita bisa lebih baik.

Bukankah ALLAH subhanahu wa ta'ala menyatakan bahwa "Wa maa kholaqtul jinna wal insaa illa liya' buduuni" ? Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Ku? Maka tugas kita ini adalah ibadah. Ibadah ada yang mahdhoh dan ghayru mahdhoh. Ibadah mahdhoh adalah ibadah ritual yang panduannya jelas tertera di al-Qur'an, hadits, serta ijma' dan qiyas ulama ahlusunnah wal jama'ah. Ibadah selain mahdhoh, termasuk kewajiban untuk bekerja, mencari ilmu, berbakti kepada orang tua, menolong sesama. Jadi keseluruhan hidup muslimin 24 jam itu adalah ibadah kepada ALLAH.

Oleh karena pemahaman yang ter-reduksi, kita sering menjadi "parttime muslim". Hanya jadi muslim, hanya bertindak sebagai seorang muslim, hanya ingat ALLAH, ketika di masjid. Atau ketika di sholat Jum'at. Atau ketika bulan Ramadhan. Atau ketika lebaran. Kita adalah full time muslim. Mari kita ubah cara pandang kita. Amalan dunia dan amalan akhirat, semuanya untuk akhirat. Adapun sunatullah-nya ketika kita bekerja dengan halal, kita akan mendapatkan harta untuk menafkahi keluarga kita. Membeli beras dan air dan pakaian dan sewa tempat tinggal untuk anak istri kita. Ini adalah hukum ALLAH. Tetapi jangan lupa, kita bekerja tidak hanya akan mendapatkan imbalan di dunya, tetapi juga di akhirat. Nabi shallallahu'alayhi wasallam pernah mengatakan kepada sahabatnya, Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu'anhu, bahwa makanan yang disuapkan ke istri adalah sedekah! Masya ALLAH betapa luar biasanya ALLAH ini. Sedangkan rezeki istri kita pun sebenarnya sudah dijamin, akan tetapi ALLAH tetap memberikan pahala sedekah kepada para suami yang bekerja membanting tulang dengan cara yang halal. Bahkan Nabi shallallahu'alayhi wasallam dalam sebuah hadits riwayat Thabrani bersabda, "Jika seseorang kelelahan di sore hari karena bekerja dengan kedua tangannya, maka diampuni dosanya." Allahu Akbar.

Maka, kita adalah full time muslimin. Full time muslim yang mencari ridho ALLAH, mencari wajah ALLAH. Bagaimana dapat melihat wajah ALLAH? Dengan masuk ke surga? Bagaimana? Dengan mengharapkan rahmat ALLAH. Jadi mari mulai sekarang, kita luruskan niat. Apa-apa semua yang kita kerjakan, kita awali dengan basmalah. Kemudian niatkan untuk akhirat dan untuk dunya. Jangan sampai hanya niat untuk dunya saja, dan akhirat terlupa.

Nasihat yang pertama dan utama untuk diri saya sendiri. Semoga bermanfaat pula untuk saudaraku dalam kalimah Laa ilaaha illaLLAH.. aamiin

SubhanaKaLLAHuma wa bihamdiKa asyhadu anlaa ilaaha illaa Anta astaghfiruKa wa atuubu ilayK.

No comments: