Saturday, June 5, 2010

Kisah Mbak Painem

Mbah Painem adalah seorang perempuan lansia yang hidup bersama suaminya yang sudah cacat, dan seorang anak dan dua cucunya, di sebuah dusun terpencil di Karanganyar, Jawa Tengah. Kehidupannya diangkat dalam acara "Jika Aku Menjadi" di Trans TV hari Sabtu, 18 Mei 2009.

Sehari-hari mbah Painem, seorang perempuan yang sudah lanjut berusia 70 tahun, bekerja sebagai buruh panggul di pasar. Beliau harus mengangkat berbagai karung berisi sayur, buah, beras, dan sebagainya, dengan terbungkuk-bungkuk dan terhuyung-huyung, dengan upah hanya seribu - dua ribu sekali angkut. Sungguh sebuah pekerjaan yang luar biasa kerasnya. Masih beruntung kondisi pasar tidak becek karena sudah berlantai semen kasar. Dari pagi sampai sore mbah Painem membanting tulang, mungkin hanya dapat 15-20rb saja setiap hari..
Selain di pasar, dua hari sekali mbah Painem memetik daun jati, untuk dijual ke pasar, ke tukang daging sebagai daun pembungkus daging yang dijual. Seikat daun jati muda hanya dihargai 2ribu per ikat, padahal untuk mengumpulkan 1 ikat dibutuhkan waktu 1 jam. Can you imagine that?
Melihat mbah Painem memanggul berkarung-karung sembako di pasar hanya agar bisa makan, membuatku terharu. Malu rasanya karena tak bisa bersyukur hati ini. Malu kepada-Nya. Beberapa tetes airmata mengalir.

Terimakasih, Allah, Engkau telah memberi hidayah padaku hari ini. Berapapun rizki yang Kau berikan, aku bersyukur dan aku meniru sikap mbah Painem, yang begitu tegar dan keras bekerja, tanpa mengeluh sedikitpun. Begitu rupanya cara bekerja dan bersyukur yang benar. Keadaanku jauh lebih beruntung dari Mbah Painem, tapi aku masih sering mengeluh. Malu. Saatnya berubah, meneladani Mbah Painem, seorang manusia yang berjiwa besar dan luas seperti samudra.

Alhamdulillah, hari ini aku sedikit bertambah dewasa.

No comments: